Kehilangan

 Setelah Kehilangan Cinta Hidupku, Aku Berkencan untuk Pertama Kali dalam  Puluhan Tahun - Baru & hangat

KEHILANGAN

Malam ini aku sedang menyibak rindu dari pikiranku yang terus berputar. Derai wajah dengan senyuman manis merintik datang dengan rembulan sementara angin meliuk risih meminta untuk pulang. Bagiku cinta selalu datang di waktu dan tempat yang tidak tepat.

Kenanganku tentang Niko masih ada di didalam hati ini, walaupun raga nya telah pergi jauh seperti ditelan ombak dan aku tidak tau kapan dia akan kembali.  Puluhan manusia yang mengenal Niko dengan baik telah kutanya satu persatu namun tidak ada yang tau. Apakah dia  saat ini tau aku sedang memikirkannya ? Rinduku saat ini selalu memecahkan lamunanku. Bahkan aku tidak tau bagaimana cara melupakan rindu yang saat ini bagiku jarak rindu dan lupa sudah seperti benang, sangat tipis.

~

Enam bulan yang lalu aku berdesakkan mengambil voucher tiket konser penyanyi favoritku di salah satu taman budaya di Yogyakarta. Temanku meninggalkanku dikerumunan ramai orang karena dia sudah tidak sabar untuk mengambil tiket agar tidak kehabisan.

“Ra, aku maju duluan” teriak Desta kepadaku.

“Des , jangan tinggalin aku sendirian disini” pintaku.

Desta melambaikan tangan dan meninggalkanku, dia lari menerobos dikerumunan tanpa mempedulikan banyak orang yang marah-marah karena tidak menertibkan budaya antri. Seseorang didepanku menoleh kebelakang menatap mataku dengan tersenyum.

“Suka Tulus juga mbak ?” tanya dia sok akrab.

“Iya, kalau gak suka gak mungkin aku habisin waktu buat antri sepanjang ini mas “ jawabku santai.

“Namaku Niko” seseorang laki-laki bertubuh tinggi sekitar 180 cm menyebutkan namanya dengan santai kepadaku “aku bosan gak ada teman ngobrol. Teman-teman ku tidak ada yang suka tulus jadinya aku antri sendirian disini” sapanya.

Aku menatapnya heran dan bertanya dalam hati kenapa dia sangat mudah akrab sekali dengan orang asing.

“Aku gak akan culik kamu. Nama kamu siapa ?” Tanyanya sambil tersenyum dan menjulurkan tangan untuk salaman.

Aku membalas salam nya “Aku ara” jawabku singkat.

“Hai Ara .. nama yang bagus kamu kuliah dimana sekarang ?” Tanyanya mencoba untuk mengakrbakan diri denganku.

“Hai Niko, aku kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. Sejak kapan suka Tulus?”

“Sejak Tulus ada di dunia musik , dan aku suka dengan khas suaranya” Jawab Niko

Kami semakin ngobrol dengan santai dan akrab, hingga tidak sadar kalau tiket tulus sudah habis. Desta hadir ditengah percakapan santai kami dengan wajah yang cemberut.

“Ra, aku tinggal selangkah lagi dan kamu tau 250 tiket vip tulus sudah ludes habis, kesal banget ra, lagi-lagi kita gak bisa nonton di kursi vip nya tulus, aku juga udah ngumpulin uang tapi Ya Tuhan kenapa coba ? udah 2 kali Ra kita kayak gini , masa kita harus streaming lagi” kesal Desta. Setelah mengomel denganku Desta langsung menatap Niko dan tersenyum.

“Eh siapa ra ?” tanya Desta

“Ohya Des , ini Niko fans Tulus juga” Jawabku.

Desta dan Niko saling kenalan. Karena tidak mendapatkan tiket nonton konser Tulus yang sangat terbatas. Kami bertiga memutuskan untuk makan siang bersama di warung langganan aku dengan Desta, Ayam Gebuk Pak Zainal. Percakapan kami bertiga siang ini sangat mengesankan, selain berbicara soal Tulus, kami ngobrol soal kuliah, Ternyata Niko juga satu kampus dengan kami tapi beda fakultas. Aku dan Desta di jurusan Bahasa Inggris sedangkan Niko di jurusan Teknik Elektronik.

~

Sejak pertemuan itu, aku dan Niko saling pergi bersama. Misalnya ke toko buku atau makan siang bersama. Sampai siang ini aku dan dia sudah hampir 6 bulan dekat dan bercerita banyak hal. Kami saling bercerita tentang kuliah, konser Tulus yang akan diadakan tahun depan, pengalaman lucu dan banyak hal yang kami ceritakan.

“Nik, cita-cita kamu kedepan apa Nik?” Tanyaku kepada Niko sambil menatap wajahnya yang manis.

“Aku mau melanjutkan sekolahku diluar negeri Ra setelah disini selesai. Kamu ?”

“Aku belum punya impian ataupun cita-cita Nik bagiku hidup jalani aja”

“Tapi kita tetap harus punya tujuan Ra, ibarat kamu naik kapal kalau cuman jalan aja ikutin arus airnya kamu gak akan pernah tau sampai kapan kapal ini berhenti dan dimana kamu akan berlabuh. Kamu harus bisa menemukan arah mata anginnya Ra.

“Kamu suka dengan buku yang aku belikan kemaren, Ra?” Tanya Niko sambil menyeruput Es Kelapa dipinggil jalan ini.

“Iya, aku suka banget Nik. Buku itu menceritakan  perjalanan cinta seseorang yang sampai akhirnya dia pun tidak bisa memiliki orang itu” jawabku dengan semangat.

“Begitu hakikatnya cinta Ra , didalam buku itu juga mengajarkan bahwa sebenarnya cinta ada dua pilihan menghalalkan atau mengikhlaskan, tapi kita jangan pernah merusak jalannya cinta” tutur Niko

Niko menyeruput kembali es kelapa hingga habis dan tinggal isi buahnya. Kami saling dan tersenyum dibawah terik matahari yang panas. Tapi panas di hari itu tidak membuatku mengeluh malah sebalikanya aku lebih merasa bahagia. Aku mengenal Niko seperti menemukan sosok yang bisa membuatku tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupan saat ini. Ibarat payung yang ada ketika hujan datang. Wajahnya yang teduh memberikan kedamaian setiap hari. Tak sengaja melirik ternyata bapak jualan es kelapa juga memperhatikan kami seperti ia mengingat cinta muda dia dulu mungkin cinta pertamanya.

“ Kalau kamu Nik apakah sudah pernah mengikhlaskan cinta ?” tanyaku kepada Niko

            Niko menatapku dengan mata yang sedikit berkaca lalu ia kembali tersenyum. Seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan dan tidak ingin menceritakan kepadaku. Dia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya lagi.

            “ Iya aku pernah mengikhlaskan cinta Ra” Jawabnya pelan. “ Saat itu aku kehilangan seseorang yang sudah lama bersamaku Ra. Dia pergi dengan laki-laki yang ternyata memang sudah menjadi pilihan keluarganya. Dia tidak menceritakan apapun mengenai hal itu terkait perjodohannya. Jalan satu-satunya agar aku turut bahagia dengan keadaan, ya aku mengikhlaskan. Berat memang jalannya tapi kalau tidak seperti itu aku tidak bisa berdamai dengan diri sendiri dan menikmati kehidupanku di hari kemudian”

            “ Maaf Nik aku tidak tau” kataku lirih.

            “ Tidak masalah Ra “ Jawab Niko singkat.

 “Sepertinya kita harus pulang Nik matahari juga sudah mau terbenam besok kita ketemu lagi ya Nik disini. Aku akan selesaikan buku yang kamu berikan kemaren terus aku mau berbagi cerita terkait buku yang kamu kasi ini” kataku dengan semangat.

            Niko diam dan tersenyum. “Siap Ibu Negara” Jawabnya.

            Senja sore itu dengan perlahan pergi dari kehidupan siang. Aku dan Niko pulang setelah menghabiskan Es Kelapa. Hari ini kami berbicara perihal cinta yang membuat aku menjadi tau bahwa Niko pernah memiliki kehidupan cinta yang membuatnya harus bangkit kembali setelah jatuh di lubang yang dalam.

~

            Keesokan harinya aku dan Desta mengikuti kelas Literatur dari jam 8 pagi. Dosen yang mengajar kelas ini membuat aku dan Desta betah dikelas. Dia dapat membawa suasana kelas menjadi terhibur. Pelajaran tentang literatur kali ini membahas tentang karya sastra di era romantisme. Era romantisme ini memiliki ciri-ciri yang berangkat dari semboyan emotion is more important than reason.

            “Pada era revolusi Inggris era romantisme ini merupakan salah satu bentuk cara seniman untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintahan Inggris pada tahun 1793 yang membentuk koalisi tentara untuk melawan Perancis. Pada masa itu pemerintahan Inggris berada ditangan orang yang berpandangan sempit.

            “Sehingga para intelektual dari berbagai kalangan seperti terangsang akan ide-ide kebebasan , persamaan dan persaudaraan. Sekelompok intelektual ini pun mengasingkan diri dan mereka hidup di desa-desa. Mereka mencintai alam sedemikian rupa sehingga timbul di pemikiran mereka bahwa Tuhan ada di alam” Papar Dosen sambil menutup mata kuliah siang itu.

            Penjelasan dosenku kali ini membuatku betah diruang kelas. Pelajaran tentang cinta, alam dan Tuhan seperti menjadi satu. Aku dan Desta keluar dari kelas dan menuju kantin untuk sarapan yang dijadikan satu dengan makan siang.

            “ Kamu tidak pergi lagi dengan Niko, Ra?” Tanya Desta.

            “Siang ini aku pergi dengannya, tapi sepertinya dia tidak menjemputku dikampus karena kita sudah janjian juga di tempat biasa” jawabku.

            “Sekarang sudah punya tempat biasa nongkrong, teman sendiri dilupain” Kata Desta sambil melirik menggodaku.

            “Ya tidak seperti itu, Des. Kamu itu sahabat yang paling super terbaik buat aku Des. Tidak ada orang yang bisa mengenalku dengan baik, bisa dengerin ribuan cerita sedih aku dan senang aku. Cuma kamu loh Des” sambil menarik memeluk Desta.

            “Iya Ra iya” jawab Desta dan kami berdua tertawa di sepanjang lorong kampus.

~

            Aku menunggu di tempat kami duduk bersama sambil sekilas mengecek handphoneku. Niko sampai saat ini tidak membalas pesan singkatku. Pesannya pun juga tidak terkirim dan aku mulai berpikir yang aneh-aneh. Ada apa dengan Niko, kenapa dia tidak membalas pesanku seperti biasanya. Aku mencoba menelpon tetapi nomor telponnya juga tidak aktif.

            Aku mencoba tanya dengan bapak penjual Es Kelapa mungkin dia tau jika Niko sudah datang kesini dulu.

            “ Pak, apakah ada temanku datang kesini sebelum aku datang?” tanyaku.

            “Ohiya ada neng, pemuda itu memberikan secarik kerta ke bapak tadi pagi” sambil memberikan kertas kepadaku.

            “Terima kasih pak” jawabku pelan.

            Aku membuka kertas itu pelan. Ada tulisan singkat yang membuat air mataku jatuh. Di kertas itu tertulis Terima kasih, Ra untuk 6 bulannya, aku pamit dan maaf aku tidak menepati janji kita. Niko mau kemana tanyaku dalam hati, kenapa dia tidak pamit denganku kemaren sore. Bukankah dia juga sudah berjanji kalau akan bertemu dan berbagi cerita tentang buku yang kami baca.

            Air mata ini mengalir terus dari pelupuk mataku. Aku mengambil tas dan pergi dari tempat. Aku mencoba menelpon berkali-kali kenomor Niko tapi tidak aktif. Aku pergi kerumah teman-temannya Niko dan semua juga baru tau jika Niko pergi, karena hari ini dia tidak ada dikelas. Aku mencoba bertanya ke administrasi kampus ternyata dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya.

            Ternyata kehilangan rasanya seperti ini, seseorang yang telah membuat kita merasa nyaman dan damai tentang kehidupan. Seseorang yang dekat denganku saat ini telah pergi sampai kapan dan tidak tau kemana. Aku hanya bisa menunggu dia kembali kepadaku dan tersenyum bahwa dia menyesal meninggalkanku. Sepertinya hal itu mustahil terjadi

~

Enam bulan berlalu, aku masih menunggu Niko kembali sambil menikmati perkuliahanku dan kehidupanku lainnya. Terkadang ketika sendiri dalam lamunan rindu itu muncul dan sulit kulupakan. Sepertinya rasa mencintai seseorang tidak hanya bercerita soal kebahagiaan tetapi juga rasa sedih dan sakit ikut turut didalamnya.Nik kamu dimana? Aku masih menunggu kamu kembali kataku dalam hati sambil tertunduk memandang tanah.

Tidak lama setelah itu Desta datang menyentuh air minuman yang dingin ke pipiku. Aku kaget dan menoleh ke Desta.

“Nih air dingin dan manis, biar hatinya sejuk dan hidupnya tambah manis” Kata Desta dengan tersenyum sambil memberikan air itu kepadaku

“Makasih ya Des, kamu emang sahabat baik aku”. Kataku dan mengambil air darinya.

Desta duduk disampingku sambil meneguk air dingin.

“Ra, dengerin ya. Hakikat cinta itu melepaskan. Mau dia pergi sejauh apapun , arah melintang bagaimanapun jika sejatinya dia milik kita maka pasti akan kembali ke kita, kalau bukan milik kita kenapa kita harus memikirkannya, seperti membuang-buang waktu saja” Kata Desta.

Apa yang dikatakan Desta benar. Aku hidup seperti tidak mempercayai Tuhan dan hakikat didalmnya. Aku memutuskan untuk melepaskan dan mengikhlaskan Niko serta melanjutakan kehidupanku yang lebih baik. Demi diriku. Tapi rasa rindu ini tidak bisa aku bohongi, aku memang sedang merindukannya sampai saat ini, seseorang yang mampu mengubah pandanganku dan membuatku berani untuk bermimpi.

 

 

 

 

 

Biodata diri

Nama Lengkap            : Annisa Amalia

Email                           : Lnisaamalia@gmail.com

Nomor WA                 : 082138330073

ID Instagram               : annisaamalia94

Alamat                        : Jl Prof M Yamin Gg Rawamangun Dalam 1 no 2, Pontianak, Kalimantan Barat

           

Komentar

Postingan Populer